Hari ini, penggunaan perangkat mobile seperti smartphone menjadi trend bagi masyarakat Indonesia. Lebih dari 50 juta perangkat smartphone terjual pada periode 2013- 2014. Survei yang dilakukan oleh Nielsen Company menunjukkan pengguna smartphone penduduk perkotaan menacapai 23%, bisa dikatakan bahwa 1 dari 4 orang Indonesia di perkotaan memiliki smartphone.
Jika dikaitkan dengan penggunaan internet, menurut data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) 2014 dari 88,1 juta pengguna internet sebanyak 85% mengakses melalui samartphone. Fakta ini menunjukkan bahwa masa depan perangkat mobile (samrtphone dan tablet) akan mendominasi di Indonesia.
Peningkatan penggunaan perangkat mobile di masyarakat harus dimanfaatkan untuk meningkatkan daya saing. Fakta yang ada, perangkat mobile saat ini digunakan oleh pengguna untuk hiburan semata. Berdasarkan riset Mobo Market yang merupakan toko penjual aplikasi khusus Android, game menjadi aplikasi yang paling banyak diunduh oleh para pengguna. Sebanyak 43% pengguna Android mengunduh game untuk perangkat mereka. Lalu peringkat kedua ditempati oleh aplikasi media sosial 12% dan disusul aplikasi foto 11% di tempat ketiga.
Data umum yang dikeluarkan oleh Globalwebindex, aktivitas mobile yang dilakukan orang Indonesia dalam menggunakan perangkat mobile adalah untuk aplikasi media sosial sebesar 14%, nonton video 11%, mobile banking 11%, bermain game 10% dan mencari lokasi 9%.
Melihat fakta ini, dunia pendidikan harus berperan aktif memanfaatkan peluang tersedianya perangkat mobile sekaligus menghadapi tantangan perilaku pengguna perangkat mobile ini. Memanfaatkan perangkat mobile untuk pendidikan atau dikenal dengan mobile learning sangatlah tepat di era digital saat ini. Melalui perangkat ini dapat berinovasi dan membantu peserta didik, guru, serta orang tua mengakses konten pembelajaran digital. kemudahan akses untuk belajar dengan slogan anywhere and anytime (dimanapun dan kapanpun) perangkat ini peserta didik dapat meningkatkan hasil belajar mereka.
Tantangan berikutnya adalah ketersedian konten mobile learning yang bisa digunakan peserta didik dan guru. Aplikasi berbasis web seperti edmodo, blackboard, moodle, khanacademy.org, Lectora online, dll, bisa dimanfaatkan untuk pengembangan konten mobile learning karena adaptif dengan perangkat mobile sekaligus tersedia versi app yang bisa diinstal. Untuk regional Indonesia salah satu penyedia konten berbasis mobile adalah m-edukasi yang dapat diakses pada alamat m-edukasi.kemdikbud.go.id.
Namun demikian, kualitas, ketersedian, serta inovasi konten mobile tersebut harus terus ditingkatkan. Untuk itu, peran aktif guru untuk mengembangkan aplikasi mobile juga sangat diharapkan. Semoga perangkat mobile yang ada di tangan kita dapat dimanfaatkan maksimal untuk tujuan pembelajaran.
Penulis: Iwan Doumy, S.Pd
Posting Komentar